Tujuan berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah untuk melihat segala sesuatu perubahan yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu masa.
Dalam artikel ini, pembahasan tidak hanya pada pengertian atau tujuan berpikir sinkronik saja, namun juga pembahasan lebih lengkap dengan beberapa pertanyaan atau contoh soal yang berhubungan dengan tujuan berpikir sinkronik.
Konsep berpikir sinkronik sebelumnya sudah Sejarahbangsa.com ulas yang didalamnya juga membahas pengertian berpikir sinkronik, tujuan berpikir sinkronik, ciri-ciri berpikir sinkronik dan contoh berpikir sinkronik.
Selain itu dalam pembahasan konsep berpikir sinkronik juga dijelaskan tentang ciri-ciri berpikir sinkronik. Selain berdasarkan pengertian, dengan memahami ciri-ciri berpikir kita dapat menentukan jawaban yang tepat dari sebuah soal pertanyaan berhubungan dengan tujuan berpikir sinkronik..
Contoh Soal
Berikut kami sajikan beberapa contoh soal yang berhubungan dengan konsep berpikir sinkronik
Contoh Soal Pertama
Berikut contoh soal konsep berpikir sinkronik, model soal yang menanyakan tujaun berpikir sinkronik.
Pertanyaan
Tujuan berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah?
A. Melihat perubahan dan perkembangan suatu peristiwa sejarah secara struktural
B. mempermudah mengkaji peristiwa sejarah karena telah sesuai urutan waktu
C. tidak terjadi tumpang tindih atau bertumpukan antarperistiwa sejarah
D. mempermudah penerapan konsep periodisasi dan kronologi
E. mempelajari peristiwa sejarah sesuai waktu terjadinya
Pembahasan dan Jawaban
Konsep berpikir sinkronik dan diakronik memiliki perbedaan mendasar yang dapat dilihat misalnya pada pengkajian peristiwa revolusi di Indonesia. Pendekatan berpikir diakronik mengkaji peristiwa revolusi hanya dilihat dari urutan waktu kejadiannya secara kronologi.
Berbeda dengan pendekatan berpikir sinkronik yang dapat menjawab beberapa pertanyaan seperti kapan terjadinya revolusi tersebut? Bagaimana kondisi masyarakat sebelum dan sesudah revolusi terjadi? Kemudian bagaimana perkembangan sesudah terjadinya revolusi tersebut?.
Berpikir secara sinkronik dapat memudahkan kita untuk mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya.
Berpikir secara diakronik adalah berpikir secara kronologi yang artinya kita dapat mempelajari sejarah sesuai dengan urutan terjadinya suatu peristiwa tersebut.
Jawaban yang paling tepat untuk pertanyaan tujuan berpikir sinkronik dalam mempelajari sejarah adalah A. Melihat perubahan dan perkembangan suatu peristiwa sejarah secara struktural
Contoh Soal Kedua
Berikut contoh soal konsep berpikir sinkronik, model soal yang menanyakan pengertian atau definisi berpikir sinkronik.
Pertanyaan
Bacalah informasi berikut dengan saksama.
Teori dan konsep ilmu sosial dapat dijadikan sebagai pisau analisis sejarawan dalam menganalisis peristiwa sejarah. Hal tersebut dapat membuat sejarawan menganalisis peristiwa sejarah secara mendalam .
Hal tersebut merupakan konsep sejarah, yaitu
A. Kronik
B. Sinkronik
C. Diakronik
D. Monokronik
E. Anakronisme
Pembahasan dan Jawaban
Sejarah adalah ilmu yang dikatakan tidak mampu untuk menjelaskan secara analitis tentang suatu peristiwa sejarah karena hanya menciptakan kronologi dan menginformasikan hanya berupa peristiwa dan kapan terjadinya suatu peristiwa.
Untuk mendapatkan kajian yang lebih tentang suatu peristiwa sejarah, maka dilakukan pendekatan ilmu sosial agar sejarah dapat dianalisis secara tajam tentang suatu peristiwa, tentang bagaimana sebab akibat yang menjadi terjadi suatu peristiwa, bagaimana aspek ekonomi, sosial, budaya, dan politik pada masa lampau sehingga sejarah yang ditulis mampu menyajikan alasan atau sebab-akibat yang mendalam tentang peristiwa sejarah.
Di dalam menjelaskan aspek seperti ekonomi, sosial, budaya, dan politik, maka digunakanlah sebuah konsep yang identik dengan menggunakan ilmu sosial, yakni konsep sinkronik.
Ini ditujukan agar peristiwa sejarah menjadi semakin tajam analitis deskripsinya yang akan membuat sejarah menjadi multidimensional.
Dari pernyataan diatas bahwa teori dan konsep ilmu sosial dapat dijadikan sebagai “pisau analisis” sejarawan dalam menganalisis peristiwa sejarah. Hal tersebut dapat membuat sejarawan menganalisis peristiwa sejarah secara mendalam”. Merupakan konsep sejarah, yakni Sinkronik.
Teori dan ilmu-ilmu sosial dalam penelitian sejarah dijadikan sebagai pisau analisis bagi para peneliti. Hal ini bertujuan agar sejarawan dapat menganalisis suatu peristiwa secara lebih mendalam. Konsep ini dalam sejarah disebut sebagai cara berpikir sinkronik. Cara berpikir sinkronik tidak hanya memanjang dalam waktu tetapi juga meluas dalam ruang. Artinya pengkajian suatu peristiwa sejarah dibahas pula tentang kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan politik suatu masyarakatnya.
Jadi Jawaban yang tepat untuk pernyataan diatas adalah B. Sinkronik
Contoh Soal Ketiga
Berikut contoh soal konsep berpikir sinkronik, model soal yang manfaat menggunakan konsep berpikir dalam sejarah.
Pertanyaan
Fero dan Bima sedang melakukan penelitian sejarah sosial-ekonomi. dalam penelitiannya, Fero menggunakan beberapa teori dari ilmu sosial sebagai bahan analisis. Sementara itu, bima berpegang teguh pada fakta-fakta sejarah tanpa menggunakan ilmu bantuan lain.
Berdasarkan uraian tersebut, keunggulan hasil penelitian Fero dibandingkan Bima adalah?
A. menyuguhkan tulisan sejarah secara objektif sesuai fakta sejarah.
B. menonjolkan hubungan sebab akibat atau kausalitas dari setiap peristiwa.
C. memudahkan pembaca memperoleh gambaran utuh tentang suatu peristiwa.
D. mendeskripsikan struktur masyarakat dan pola perilaku dalam analisis sejarah.
E. memudahkan pembaca merekonstruksi peristiwa sejarah berdasarkan urutan waktu.
Pembahasan dan Jawaban
Menurut Kuntowijoyo, sejarah akan menjadi ilmu yang bersifat sinkronik ketika sejarah bersentuhan dengan ilmu sosial lain seperti sosiologi, antropologi, politik, dan ekonomi. Ketika sejarah ditulis dengan pendekatan ilmu sosial, sejarah bukan hanya memanjang dalam waktu, melainkan juga meluas dalam ruang. Oleh karena itu, dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial, kajian sejarah dapat bersifat diakronik dan sinkronik.
Keunggulan Fero di banding Bima adalah menggunakan cara berpikir sinkronik dan juga diakronik. Dimana pada cara berpikir sinkronik sering digunakan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut sangat dibutuhkan dalam kajian sejarah untuk melengkapi penjelasan.
Menurut Sartono Kartodirdjo, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan pesat sehingga dapat menyediakan teori dan konsep yang berguna bagi analisis sejarah. Penerapan cara berpikir sinkronik membuat analisis sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana.
Cara Berpikir Sinkronik
Cara berpikir sinkronik dapat mengembangkan kajian sejarah pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial bagi kebutuhan analisis sejarah. Berpikir dengan pendekatan sinkronis dalam sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sezaman, atau bersifat horizontal. Sinkronis artinya meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
- Kerangka berpikir Sinkronis mengamati kehidupan sosial secara maluas berdimensi ruang.
- Konsep berpikir sinkronis memandang kehidupan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terstruktur dan saling berkaitan antara satu unit dengan unit yang lainnya.
- Menguraikan kehiduapan masyarakat secara deskriptif dengan menjelaskan bagian demi bagian.
- Menjelaskan sturkut dan fungsi dari masing masing unit dalam kondisi statis.
- Banyak digunakan oleh ilmu-ilmu sosial seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, antropologi, dan arkeologi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan Fero adalah menggunakan cara berpikir sinkronik dan juga diakronik.
Dimana pada cara berpikir sinkronik sering digunakan ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, politik, ekonomi, agama, dan antropologi. Ilmu-ilmu sosial tersebut sangat dibutuhkan dalam kajian sejarah untuk melengkapi penjelasan.
Penerapan cara berpikir sinkronik membuat analisis sejarah tidak hanya terbatas pada kajian informatif tentang apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana. Cara berpikir sinkronik dapat mengembangkan kajian sejarah pada pembahasan tentang struktur masyarakat, pola perilaku, serta bantuan ilmu-ilmu lain, terutama ilmu-ilmu sosial bagi kebutuhan analisis sejarah.
Maka jawaban yang tepat untuk pertanyaan diatas adalah D. Mendeskripsikan struktur masyarakat dan pola perilaku dalam analisis sejarah.
Sekian pembahasan kami sejarahbangsa.com terkait pertanyaan dan jawaban tentang materi konsep berpikir sinkronik ini kami kami sadur dari blog sahabat ruangguru.com. Jika masih ada pertanyaan ataupun penjelasan yang masih belum dapat dipahami, jangan merasa sungkan untuk disampaikan pada kolom komentar.